Teriakan dari Bumi Cenderawasih: KNPB Apresiasi Solidaritas Timor Leste Terkait Pelanggaran HAM di Papua
![]() |
Pimpinan KNPB Pusat dan KNPB Wilayah Sentani usai gelas konferensi pers (dok.KNPB) |
Jayapura, yamenadi.com – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mengeluarkan pernyataan resmi terkait dukungan solidaritas internasional dari Timor Leste terhadap rakyat Papua Barat yang tengah menghadapi eskalasi konflik bersenjata dan krisis kemanusiaan.
Dalam siaran pers yang diterbitkan pada 25 Mei 2025 di Jayapura, Papua, KNPB menyampaikan keprihatinan mendalam atas kekerasan yang terus berlangsung di berbagai wilayah Papua Barat. Mereka menyoroti serangkaian insiden penembakan yang dilakukan oleh aparat TNI terhadap warga sipil, yang terbaru terjadi di Intan Jaya dan Dogiyai, serta peristiwa penemuan jenazah warga yang diduga dibunuh dan dikubur secara diam-diam oleh aparat keamanan.
Menurut KNPB, tindakan represif dan operasi militer oleh pemerintah Indonesia telah menempatkan rakyat Papua Barat dalam situasi darurat sipil dan militer. Mereka menyebut bahwa sejak integrasi Papua ke dalam wilayah Indonesia melalui PEPERA 1969 yang dianggap cacat hukum dan moral, penderitaan rakyat Papua tak kunjung usai.
“Bangsa Papua terus mengalami intimidasi brutal melalui berbagai operasi militer yang telah berlangsung selama puluhan tahun, dan korban terbesar selalu dari kalangan masyarakat sipil,” tulis KNPB dalam pernyataan resminya, diterima yamenaditv.
KNPB juga mengkritik kebijakan pemekaran wilayah dan legalisasi keterlibatan militer dalam urusan sipil sebagai upaya sistematis untuk memperkuat dominasi militer di Papua.
Baca juga : Ketua KNPB Agus Kossay Bantah Tuduhan KNPB di Balik Aksi Demonstrasi Mahasiswa UNCEN
Sebagai respons terhadap dukungan solidaritas dari mahasiswa dan organisasi masyarakat sipil di Timor Leste, KNPB menyampaikan lima poin sikap, antara lain:
1. Dukungan terhadap Aksi Solidaritas
KNPB mendukung konferensi pers yang akan diselenggarakan oleh mahasiswa Timor Leste di depan Kampus Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) pada 26 Mei 2025 terkait konflik bersenjata di Papua Barat.
2. Apresiasi kepada Organisasi Solidaritas
KNPB mengapresiasi penuh dukungan dari organisasi-organisasi di Timor Leste, seperti KEP/MRS, Yayasan HAK, TRABATILAN, ASEMA, Komite Esperasa, OAN, FHTL, dan Rosas Medan, yang konsisten menyuarakan perjuangan rakyat Papua.
3. Mandat Diplomatik
KNPB memberi mandat kepada Harry Kossay bersama Solidaritas Timor Leste untuk menjalin komunikasi diplomatik dengan pemerintah Timor Leste mengenai masa depan bangsa Papua.
4. Seruan Solidaritas Global
KNPB menyerukan dukungan dan solidaritas dari masyarakat internasional di berbagai belahan dunia untuk menyuarakan kondisi darurat yang sedang dialami rakyat Papua Barat.
5. Desakan kepada PBB
KNPB menyerukan kepada solidaritas internasional untuk mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera mengambil sikap terhadap konflik bersenjata yang terus menelan korban jiwa di Papua.
Pernyataan ini ditutup dengan harapan bahwa dunia internasional dapat bersikap tegas dan adil terhadap krisis yang terus berlangsung di Papua Barat.
Belum lama ini kita semua terkejut dengan penembakan brutal warga sipil oleh TNI di Intan Jaya yang merenggut nyawa sekitar 15 orang yang jenazah tidak dibenarkan diambil keluarga. Dan pada tanggal 23 Mei 2025 atau kemarin, ditemukan jenazah warga sipil yang sengaja ingin dibongkar TNI dengan cara dikubur diam-diam. Sementara itu, Jumat 23 Mei 2025 lalu terjadi penembakan brutal terhadap warga sipil di Dogiyai oleh TNI sehingga 5 warga sipil menjadi korban. Sebelumnya pada bulan Mei juga terjadi penembakan warga sipil di 2 kecamatan, yakni Kabupaten Ilaga dan Kabupaten Puncak Jaya. Semua peristiwa ini mengingatkan kita akan sejarah kelam operasi militer yang telah terjadi di Papua sejak tahun 1961 dan masih berlangsung hingga hari ini pada tahun 2025, seperti Operasi Trikora (1961-1962), Operasi Jayaawijaya (1963-1965), Operasi Misnumurti (1963-1965), Operasi Sadar (1965), Operasi Baharata Yudha (1966-1967), Operasi Wibawa (1967), Operasi PEPERA (1961-1969), Operasi Tumpas (1967-1970), Operasi Pamungkas (1971-1977), Operasi Koteka (1977-1978), Operasi Senyum (1979-1980), Operasi Gagak1 (1983-1986), Operasi Kasuari1 (1986-1987), Operasi Kasuari2 (1988-1990), Operasi Rajawali1 (1989-1990), Operasi Rajawali2 (1990-1995), Operasi Sadar Matoa1 (1998-2000), Operasi Sadar Matoa2 (2001- 2004), Operasi Sadar Matoa3 (2004-2005), Ope Perdamaian Jatah Kartens1 (2005-2009), Operasi Perdamaian Kartens2 (2005-2009), Operasi Perdamaian Kartens2 (2009-2015), Peace Operation Kartens3 (2015-2020), dan Peace Operation Kartens4 yang sudah berlangsung sejak 2020 hingga sekarang.
Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Badan Pengurus Pusat- Media Rakyat Bangsa Papua
Belum ada Komentar
Posting Komentar