Belum berakhir, Kenangan dari semester lima
![]() |
Foto : Pribadi Penulis |
Jakarta, YAMENADITV - Hello Shalom sapa? Perkenalkan, nama saya adalah Johni Gipedi Nawipa, kerapkali disapa Gipedi, ini nama berasal dari daerah pegunungan, warisan dari om bersaudara dari mama kandung saya tercinta, dalam bahasa daerah, Gipedi memiliki makna menjala ikan di laut. Sebuah nama yang penuh arti, seolah menggambarkan perjalanan saya menyaring ilmu dan pengalaman hidup.
Saya sebelum memasuki kedalam tulisan ini, saya ingin mengucapkan syukur yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, keluarga dekat, serta para tetangga atas segala dukungan, motivasi dan dedikasinya, baik secara ekonomi maupun dalam aspek lainnya. Tanpa kalian, saya akan bisa memasuki semester vi [lima] di universitas borobudur, tak akan lupa juga saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para dosen atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya selama ini,
Tulisan ini akan berisi sedikit pengalaman dan kenangan yang saya alami semester vi, termasuk moment-moment melalui lomba dan event online yang saya ikuti bersama teman-teman. Mungkin, beberapa dari kalian juga memiliki kenangan yang serupa, meski jalan cerita kita pasti berbeda. Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat indah dan juga menginspirasi bagi kita semua.
Selamat pagi, ruang kelas 303a di lantai tiga gedung A, universitas borobudur (unbor) yang saya cintai! Di pagi hari, saat cahaya mulai menyinari bumi, itu adalah tanda bahwa saya harus bersiap-siap pergi ke kampus. Dengan mengendarai motor roda dua, saya menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam dari tempat tinggal menuju kampus—tentu saja, itu jika tidak terjebak kemacetan. Biasanya saya tiba di kampus sekitar pukul 09.30 wib. Ketika sampai, saya melihat pot-pot bunga dan pepohonan di halaman kampus yang terlihat semakin cantik dan tumbuh subur. Keindahannya membuat saya merasa nyaman dan bersemangat untuk masuk ke dalam gedung. Saya percaya, jika tempat belajar nyaman, maka semangat belajar dan kesehatan mental pun akan ikut terjaga. Suasana sebelum masuk kelas sesampainya di kampus, saya tidak langsung masuk kelas. Biasanya saya menunggu teman-teman sekelas di depan gedung D, yang merupakan gedung tertinggi dengan tiga fakultas: fakultas kesehatan (s1), fakultas hukum (s2), dan fakultas agribisnis (s3). Gedung ini juga menjadi pusat perpustakaan kampus. Kami, sekitar 11 orang mahasiswa, sering menunggu di titik kumpul yang sama. Tujuannya adalah melihat siapa saja yang sudah datang, karena terkadang hanya satu atau dua orang yang masuk kelas, dan hal itu membuat suasana terasa sepi. Padahal, dari semester satu sampai lima, kekompakan dan semangat hadir sangat terasa. Kami saling mengingatkan satu sama lain, kecuali jika memang ada keperluan mendesak atau sedang sakit.
Masuk kelas & belajar bersama, setelah berkumpul, kami sama-sama menuju ke kelas di lantai tiga, ruang 303a. Sebelum masuk, kami mengetuk pintu dan memberi salam kepada dosen. Kami tidak langsung duduk, tetapi berdiri sejenak untuk memberi penghormatan. Dosen biasanya sudah mengetahui siapa saja yang hadir, lalu mulai menjelaskan materi. Menariknya, sebelum memulai pelajaran, dosen sering meminta kami untuk berdiskusi terlebih dahulu mengenai topik yang akan dibahas. Tujuannya adalah agar kami lebih siap menerima materi yang akan diajarkan, dan diskusi pun menjadi media latihan berpikir kritis. Kami sangat menikmati sesi diskusi, bahkan sering diselingi canda tawa kecil. Menurut kami, diskusi itu sangat penting, baik di dalam kelas, organisasi kampus, maupun komunitas lainnya. Diskusi membantu kita melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan bisa menjadi jalan menuju solusi yang lebih baik.
Tantangan & tips menghadapi diskusi. Namun, tidak semua orang nyaman saat berdiskusi. Beberapa merasa minder, takut salah, atau bahkan kehilangan arah dalam menyampaikan pendapat. Untuk menghindari hal-hal negatif tersebut, saya ingin membagikan beberapa tips berdasarkan pengalaman pribadi:
1. Menjauhi lingkungan yang tidak mendukung diskusi positif. Kita tidak selalu tahu semuanya, dan diskusi adalah cara saling melengkapi pengetahuan.
2. Buatlah catatan khusus saat mengikuti seminar. Ini membantu ketika ingin bertanya kepada pemateri dan memahami isi materi dengan lebih dalam.
3. Jadilah mahasiswa yang aktif bertanya. Tidak ada salahnya bertanya pada teman atau senior jika ada hal yang belum dipahami.
4. Jangan terlalu mengejar materi (uang) semata. Fokus utama kita sebagai mahasiswa adalah belajar dan berkembang, bukan hanya soal uang.
5. Mendekati lah diri pada teman-teman yang positif. Teman yang baik akan membantu melengkapi kekurangan kita.
6. Bangun lah kedekatan dengan dosen. Karena dosen adalah jembatan utama kita dalam dunia pendidikan, dan mereka bisa memberi arahan yang sangat berarti.
Sedihnya, sehari antara kita sebelas orang mahasiswa ini ada yang tidak hadir atau ada kehilangan dalam kelas semangat dan kekompakan kita akan berkurang, “bukan bertumbuh semangat,” dan terasa suasana akan sepi oleh karena itu kita manusia untuk mau melakukan atau mau mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan melalui ikatan baik itu kelompok-kelompok yang kita bentuk dari sekolah kampus maupun ikatan daerah yang ada di berbagai kota dari sorong sampai Merauke di seluruh Indonesia
Kesimpulan:
Saya adalah anak lahir besar dari kampung pelosok pedalaman pegunungan papua tengah belantara, keluar dari pedalaman terisi dengan tangan hampa aspek ilmu pengetahuan berbahasa indonesia maupun ekonomi. Tetapi saya bersyukur kepada Tuhan yang maha kuasa sehingga saya bisa mengikuti beberapa perlombaan cerpen online yang ke lima kali ini*
Penulis : Jhon Gipedi Nawipa
Belum ada Komentar
Posting Komentar