Mahasiswa Papua Gelar Aksi Damai di Manado: Tuntut Pencabutan Izin Tambang Nikel di Raja Ampat dan Hentikan Investasi di Tanah Papua
![]() |
Saat menyerahkan berkas pernyataan sikap IMIPA |
Minahasa, YAMENADITV - 10 Juni 2025 — Ratusan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Indonesia Papua (IMIPA) se-Sulawesi Utara menggelar aksi damai pada Selasa, 10 Juni 2025, di Kota Manado. Aksi ini menyoroti isu eksploitasi sumber daya alam di Papua, khususnya penambangan nikel di Raja Ampat, serta investasi yang dinilai merugikan masyarakat adat Papua.
Massa aksi mulai berkumpul sejak pukul 07.00 WITA di Asrama Mahasiswa Cenderawasih V Putra Manado. Setelah konsolidasi awal, aksi bergerak pada pukul 09.39 WITA menuju titik pertama di depan Tugu Dr. Sam Ratulangi, Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado. Di lokasi tersebut, massa menyampaikan orasi selama sekitar 20 menit.
Selanjutnya, massa bergerak menuju titik kedua di perempatan Karombasan, tepat di depan Patung Dr. Sam Ratulangi. Di lokasi ini, orasi berlanjut selama 15 menit sebelum melanjutkan perjalanan menuju Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Utara sebagai titik akhir aksi.
Massa tiba di Kantor Gubernur sekitar pukul 12.21 WITA. Setelah proses negosiasi dengan pihak keamanan dan pemerintah daerah, massa diizinkan menyampaikan aspirasi secara langsung di halaman kantor gubernur. Aksi ini berlangsung tertib dan mendapat pengawalan dari Polda Sulawesi Utara.
Dalam orasi politik yang berlangsung lebih dari dua jam, para peserta aksi menyuarakan lima tuntutan utama, yaitu:
- Mencabut izin penambangan nikel di Raja Ampat,
- Menghentikan seluruh bentuk investasi di Tanah Papua,
- Mengakhiri seluruh aktivitas penambangan, termasuk nikel, emas, dan batu bara,
- Menghentikan pemberian izin perkebunan sawit di Tanah Papua,
- Menarik seluruh aparat militer, baik organik maupun non-organik, dari Tanah Papua.
Orasi disampaikan secara bergantian oleh perwakilan tujuh wilayah adat Papua, organisasi gerakan mahasiswa, kelompok perempuan, serta IMIPA sebagai penanggung jawab aksi.
Aspirasi peserta aksi diterima langsung oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Utara. Pihak Kesbangpol menyatakan akan meneruskan aspirasi tersebut kepada pihak berwenang di tingkat yang lebih tinggi.
Setelah pembacaan pernyataan politik, massa kembali ke asrama dengan tertib dan aman. Mereka tiba di Asrama Cenderawasih V Putra Manado pada pukul 16.12 WITA, dilanjutkan dengan evaluasi dan pengecekan akhir.
Aksi ini dikoordinatori oleh Juli Pigai, Buny Pai, dan Kris W, serta dipimpin oleh tiga penanggung jawab dari IMIPA se-Sulut, yakni Jeptinus Loho (Cabang Tomohon), Timon Peyon (Cabang Tondano), dan Supri Wenda (Cabang Poli Kairagi).
Dengan aksi ini, IMIPA se-Sulut menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Papua serta menolak eksploitasi alam yang tidak berpihak kepada rakyat.
"Salam Revolusi, Salam Pembebasan, Hidup Mahasiswa Papua!" (Derek Kobepa/Yamenaditv)
Belum ada Komentar
Posting Komentar