Front Solidaritas Pelajar West Papua Se-Mee Pago : Tolak Miras, Transmigrasi dan PSN di Dogiyai
![]() |
Front Pelajar West Papua Se Mee Pago, tolak Transmigrasi, PSN, dan Miras, |
Dogiyai, YamenadiTV - Pada hari ini, Senin,13 Januari 2024, sekumpulan pelajar yang mengatasnamakan diri sebagai Front Solidaritas Pelajar West Papua (FSP-WP) Se Mee Pago, Kordinator wilayah Dogiyai menggelar aksi damai tolak miras dan transmigrasi serta perusahaan illegal, kegiatan tersebut dilaksanakan Dogiyai didepan SMKN 1 Dogiyai, Dogiyai, Papua Tengah.
Aksi ini dibawah kontrol Front Solidaritas Pelajar West Papua (FSP-WP), bentangkan spanduk bertuliskan "menolak transmigrasi, tolak dagangan minuman keras (Miras), menolak perusahaan Ilegal maupun legal,". Pelajar berpakaian sekolah lengkap SMP dan SMA asal Dogiyai, bergabung dalam aksi ini sekitar 30-an orang.
Salah seorang pelajar yang enggang menyebutkan namnya, Jumat, (15/01/2025) mengatakan pihaknya menilai progam transmigrasi, miras, dan perusahaan strategis Nasional tidak ada memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi orang asli Papua.
"Kami Front Pelajar ketiga hal ini karena tidak memberikan atensi positif bagi orang asli Papua, justru membawa malapetaka bagi tatanan hidup orang asli Papua dan merusak eksistensi manusia Papua dan alam Papua," ujar korlap aksi kepada YamenadiTV.
Pelajar itu dalam orasinya menyampaikan minuman keras sejatinya membunuh karakter orang Papua, dan mengganggu aktivitas masyarakat di Dogiyai.
"Minum keras segera hentikan berdagang sebab akibat dari miras ini orang Papua jadi korban dan mengganggu warga beraktifitas," pintanya.
Transmigrasi dan PSN, kata Pelajar itu, tidak memberikan kepastian kesejahteraan bagi orang Papua sebab transmigrasi hanya menambah kemiskinan di Papua.
"PSN dan Transmigrasi kami Front Pelajar West Papua Se Mee Pago tolak, karena itu memberikan kontribusi besar bagi masyarakat non Papua bukan kesejahteraan masyarakat Papua. Alam Papua akan rusak habis anak cucu mau tidak dimana ketika hutan Papua dioperasikan oleh Perusahaan, manusia Papua bisa hidup dengan hutan alam," pungkas pelajar itu.
Pewarta : Derek Kobepa
Belum ada Komentar
Posting Komentar