LMID berikan Karya Ilmiah Kepada Rakyat Papua Barat Melalui KNPB Wilayah Gorontalo, Ini kata Adriyatno Patilanggio?
LMID Menyerahkan Sebuah Karya Ilmiah, Kepada Rakyat Papua Barat, Melalui KNPB Wilayah GORONTALO |
Jayapura, YAMENADI.COM - Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID) menyerahkan sebuah karya ilmiah (skripsi) kepada rakyat Papua sebagai penghargaan dan simbol perlawanan Rakyat yang terus berjuang secara damai dan bermartabat tanpa kekerasan di tanah air leluhurnya. Rabu 27 Februari 2025, di Gorontalo.
Wisudawan baru saja tamat beberapa waktu lalu Adriyatno Patilanggio, Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuludin dan dakwah, Telah di kukuhkan menjadi sarjana sosial atau S.Sos dengan skripsi berjudul " Stigma terhadap kehadiran mahasiswa asal papua di kota Gorontalo", di kampus Iain Sultan Amai Gorontalo.
Adriyatno Patilanggio yang juga sebagai sekretaris LMID wilayah Gorontalo, menyatakan pemberian kajian ilmiah skripsi atau karya ilmiah sebagai penghargaan.
"Saya mengambil judul "Stigma terhadap kehadiran mahasiswa asal papua di kota Gorontalo" kepada mahasiswa Papua di Gorontalo dan di rangkum dengan diskusi bersama dan pembacaan situasi di tanah air Papua Barat, Nasional Indonesia, regional dan Internasional," jelas Patilanggio kepada yamenadi.com, Rabu (27/02).
Buku Skripsi kajian ilmiah (dok/KNPB Wilayah Gorontalo) |
Dikatakan, karya ilmiah ini semoga menjadi referensi kita bersama dalam merumuskan kembali program juang ke depan. "Sebab watak rasisme di berbagai wilayah itu berbeda-beda dan membutuhkan strategi juang yang berbeda pula," ujar Adriyatno Patilanggio Atilanggio.
Menurut Adriyatno, karya Ini juga sebagai kritik terhadap negara yang masih bertindak rasis terhadap rakyat Papua dan lebih khusus terhadap mahasiswa Papua di Gorontalo.
"Skripsi ini membuktikan bahwa tindakan rasis dan diskriminasi masih dirasakan oleh mahasiswa atau pelajar Papua yang menempuh pendidikan di Gorontalo, seperti yang terjadi di kampus 1 UNG dan sekolah SMK negeri 1 Kota Gorontalo dengan ujaran rasis atau penghinaan terhadap ras Melanesia - orang asli Papua, padahal sudah ada UU penghapusan diskriminasi ras dan Etnis, UU tentang Hak Asasi Manusia, UUD 1945 yang mengatur tentang hak-hak warga negara untuk bebas dari diskriminasi, tetapi diskriminasi dan perlakuan rasis masih di rasakan oleh mahasiswa papua di seluruh daerah di indonesia khususnya di gorontalo," ungkap Patilanggio, dalam tulisan skirpnya.
Maka tidak ada jalan lain selain melawan segala bentuk diskriminasi dan penghinaan atau rasisme terhadap rakyat Papua, Adrianto Patilanggio menegaskan, ini tidak bisa di biarkan, kejahatan kemanusiaan harus di lawan.
"Sehingga kami warga Indonesia yang pro demokrasi tetap mendukung sepenuhnya untuk hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat," tutup Adriyatno patilanggio kemudian diberikan buku skripsi itu.
Adrianto Patilanggio berikan karyanya kepada Jhon Kogoya ketua KNPB Konsulat Indonesia Wilayah Gorontalo (dok/KNPB Gorontalo) |
Ketua KNPB Konsulat Wilayah Gorontalo, Jhon Kogoya mengatakan perlawanan damai tanpa kekerasan adalah perlawanan KNPB bersama rakyat sipil lainnya di dalam kota secara terbuka, bijaksana dan bermartabat serta menjunjung tinggi nilai demokrasi, Hukum dan kemanusiaan.
"Yang berikut adalah KNPB Sebagai media rakyat pejuang Papua Barat yang terus berjuang, termasuk menggalang solidaritas dan persatuan tanpa batas untuk hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua Barat," tegas Jhon Kogoya menerima buku skripsi itu.
Yang berikut, Jhon Kogoya menyampaikan ucapan terimakasih yang telah menyumbangkan karya ilmiah tentang pandangan rasisme terhadap orang Papua dan lebih khusus terhadap mahasiswa asal Papua Barat di kota studi Gorontalo.
"Namun dengan karya ilmiah seperti ini dapat membantu menjelaskan lebih dalam dan menyadarkan masyarakat Nusantara yang lebih demokratis lagi dalam kebebasan," tutup Kogoya.
Report : Derek Kobepa
Belum ada Komentar
Posting Komentar